Kamis, 25 November 2010

Isu-isu kontemporer: Permasalahan Kelompok Minoritas

Kelompok Minoritas Agama Islam di Australia dan Permasalahannya

Kelompok minoritas dapat berupa suku, ras, maupun agama. Di Australia terdapat beberapa agama dengan presentasi Kristen (64%), tanpa agama (18,7%), Buddha (2,1%) dan Islam menempati urutan keempat dengan presentasi 1,7%. Islam di Australia merupakan agama yang paling beragam, mulai dari ras, etnik, kebudayaan dan bahasa yang berbeda antarpemeluknya. Sebagai negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi, saat ini muslim di Australia terdiri dari berbagai suku, ras, etnik yang berbeda mulai dari Arab hingga Anglo-Celtic (kulit putih Australia). Hingga kini diperkirakan ada 340,392 pemeluk Islam di Australia dan masih bertambah.(1) Walaupun sebagian besar muslim di Australia berasal dari Arab, namun tidak semua Arab adalah muslim. Australia adalah sebuah melting pot, dimana terdapat banyak sekali etnis dan ras dengan kepercayaan yang berbeda-beda pula, sehingga tidak dapat dipastikan berdasarkan asumsi dan pendapat pribadi yang sifatnya subjektif.

Pada awalnya, Islam berasal dari para pendatang dari Makassar (Indonesia) yang beragama Islam, sebagai nelayan. Nelayan Indonesia tersebut lalu berasimilasi dengan penduduk asli Australia bagian Utara dan Selatan, lalu menikah dan menetap. Setelahnya, pada era kolonialisme terdapat pendatang dari Timur Tengah terutama Afghanistan, Lebanon dan Turki yang datang. Lalu pada tahun 1947 hingga 1971, populasi muslim Australia meningkat dari 2.704 menjadi 22.311.(2) Hal ini sangat mengejutkan mengingat adanya peningkatan perekonomian dan lapangan pekerjaan sehingga banyak orang merantau termasuk ke Australia untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik. Sensus yang paling baru menyebutkan bahwa perantau muslim di Australia datang dilatarbelakangi oleh refugee dan humanitarian programs.

Saat ini ada lebih dari 100 masjid dan 20 sekolah Islam di Australia. Di Sydney hanya ada 16 sekolah Islam, serta shalat Jumat bisa diadakan sampai 2 kali di suatu masjid karena hanya terdapat sekitar 36 masjid di Sydney. Pemerintah juga memberikan kompensasi pada hari Jumat bagi pemeluk agama Islam yang mendirikan sholat Jumat, serta pengosongan jalan untuk mendirikan tenda sholat pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Terdapat banyak penjual daging dan restoran halal, asosiasi pelajar, dan muslim di Australia bekerja sebagai dokter, pengacara, pegawai pemerintah, di bidang militer, dan pengusaha. Muslim Australia juga aktif ikut serta dalam hal menciptakan kehidupan sosial dan politik yang baik.(3)Hal tersebut menunjukkan bahwa muslim di Australia walaupun minoritas namun telah berkembang dan educated, terjun ke setiap aspek kehidupan sosial maupun politik, dan dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Pada dasarnya, kehidupan umat muslim yang terlihat dari luar telah didukung dengan regulasi pemerintah yang tidak menunjukkan tanda-tanda melarang atau diskriminasi atas Islam. Namun, jika diteliti lebih jauh, apakah begitu kenyataannya?

Kaum muslim muda Australia jumlahnya semakin sedikit, dan muslim Australia yang terdiri dari berbagai suku dan ras sulit untuk bersatu sehingga ada kesan kurang solid antara muslim Australia. Selain itu, tidak ada strategi yang mantap untuk meningkatkan profil dan penerimaan ideologi Islam dlm masyarakat umum(4), sehingga jika ada sebagian kecil masyarakat Australia yang mempunyai anggapan salah mengenai Islam dan muslim, tidak ada upaya yang cukup untuk memperbaiki anggapan salah tersebut, hal ini pulalah yang membuat kaum muda Islam semakin berkurang. Selain itu, di Brisbane, setelah kejadian 11 September, semakin sulit bagi umat muslim untuk mendirikan masjid. Alasan tidak disetujuinya izin membangung masjid adalah karena parkir yang akan mengganggu pengguna jalan lain, suara adzan yang terdengar lima kali sehari, serta kurangnya pengertian masyarakat mengenai Islam dan muslim pada khususnya sehingga anggapan-anggapan yang kurang tepat menyebar mengakibatkan diskriminasi dan prasangka.(5)

Masalah lainnya adalah adanya video di Youtube mengenai seseorang yang merokok menggunakan potongan kertas Al-Quran dan Bible yang dibuat oleh Alex Stewart, anggota klub Atheis di kota Brisbane. Di videonya ia terlihat mengambil lembaran Al-Quran dan Bible lalu melentingnya seperti rokok, dibakar dan dihisap. Stewart yang merupakan dosen sebuah universitas di Queensland lalu dipecat. Stewart berkata ia hanya ingin memberikan opini atas dasar kebebasan berekspresi dan berkata bahwa video tersebut hanya lelucon.(6) Perbuatan ini menunjukkan bahwa toleransi beragama belum begitu solid di Australia. (23223)

Referensi:
(1) http://www.aussiemuslims.net/index.php?Itemid=&id=134&option=com_content&task=view
(2) http://www.immi.gov.au/gateways/police/resources/_pdf/building_bridges.pdf
(3) http://www.islamawareness.net/Fastest/australia.html
(4)http://www.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2010/06/28/7513/krisis-islam-di-australia/
(5)http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2010/09/21/10204/muslim-australia-semakin-sulit-dirikan-masjid/
(6)http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2010/09/14/10033/merokok-dengan-lembaran-al-qur%27anpengacara-australia-lecehkan-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar