Tema: Permasalahan kaum minoritas
Judul: Eksistensi Kaum Minoritas Muslim di Australia dan Permasalahannya
Eksistensi Kaum Minoritas Muslim di Australia
“Sydney truly is the world in one city” (Collins and Castillo 1998). Pernyataan ini muncul karena di Australia terdapat banyak sekali kaum imigran yang terdiversifikasi dalam banyaknya etnis minoritas yang berbeda dan datang dari berbagai negara. Isu imigran seringkali dikaitkan dengan isu etnis crime. Isu tersebut telah menarik perhatian masyarakat Australia sejak tahun 1998-an. [1] Pengangkatan berita secara berlebihan dan sensasional oleh media ditambah adanya kepanikan tersendiri dari masyarakat Australia telah menciptakan stereotype negatif terhadap keberadaan imigran-imigran minoritas sebagai kaum berbahaya yang senang melakukan tindakan kriminalitas, yang berujuang pada rasisme dan prasangka.
Hubungan antara etnis minoritas dan kejahatan yang diangkat media, yang terjadi di Australia, terutama di Sydney seringkali berupa kejahatan gengster, perdagangan narkoba atau perampokan. Namun ada isu kejahatan lain, yaitu kejahatan terorisme yang menyebabkan terjadinya moral panic di kalangan masyarakat mayoritas Australia. Kejadian 9/11, Bom Bali I & II, dan pemboman yang terjadi di Inggris menggemparkan dunia internasional termasuk Australia. Akibat peristiwa ini, keberadaan kaum minoritas Muslim di Australia makin tersudut dengan pandangan dan praduga negatif yang diberikan terhadap mereka. Hal ini disebabkan adanya keterlibatan orang beridentitas Muslim dalam kejahatan-kejahatan terorisme yang terjadi. Ajaran agama yang dianut Muslim secara sederhana dilekatkan dengan terorisme oleh masyarakat, menciptakan stigmatisasi dan generalisasi terhadap kaum Muslim secara keseluruhan. Pencitraan negatif terhadap kaum muslim ini disayangkan mengingat kebijakan Australia yang menjunjung pluralisme dan multikultularisme dalam kehidupan masyarakatnya. Stigma negatif yang melekat pada kaum muslim ini menyebabkan menurunnya kualitas hubungan antara Muslim- Non Muslim Australia, dan di sisi lain meningkatkan adanya diskriminasi, , serta intimidasi, bahkan kekerasan. Kaum muslim di Australia kebanyakan berasal dari Lebanon, Turki, Iran, Irak, Indonesia, Bosnia, dan dari Australia sendiri. Berdasar sensus 2001, jumlah Muslim Australia yang lahir di Australia berkisar 36,5 %, berasal dari berbagai etnis dan negara yang berbeda.[2] Mereka punya identitas sebagai warga negara Australia, namun pada kenyataannya tetap termajinalkan dan dianggap “orang luar” oleh masyarakat mayoritas Australia, apalagi didukung kenyataan bahwa mereka adalah kaum minoritas.
Di sisi lain, tantangan terhadap kaum Muslim di Australia juga berasal dari kaum Muslim itu sendiri. Kebanyakan mereka selama ini masih bersifat komunal. Mereka mengedepankan karakter etnis-agama, yaitu berkelompok sesuai etnis masing-masing.[3] Pengelompokkan ini menciptakan keesklusifan tersendiri dan membuat semacam dinding pembatas mereka dalam berhubungan dengan kehidupan di luar etnis agama mereka. Hal ini akan menyulitkan ketika saat ada isu terorisme yang membuat mereka otomatis akan makin dicurigai oleh kaum mayoritas yang melihat mereka cenderung sebagai “orang luar” dan kaum yang menutup diri.
Sikap Pemerintah Australia terhadap Kaum Minoritas Muslim
Sebagai negara yang menganut prinsip multikultural, Australia telah memberikan ruang yang cukup bagi kaum minoritas Muslim untuk mengekspreksikan keberadaannya. Walaupun tetap, kaum minoritas ini harus melakukan asimilasi nilai dengan budaya barat serta liberalisme yang berlangsung di Australia. Memang sempat terjadi dimana upaya memberantas terorisme yang diupayakan Australia menimbulkan ketidaktenangan psikologis di kalangan kaum minoritas Muslim. Mereka dibayangi penangkapan tanpa bukti, walaupun mereka merasa tidak terlibat dalam tindakan terorisme apapun. Tapi secara umum, pemerintah telah memperlihatkan itikad baik dalam menjamin hak-hak keagamaan maupun hak lain dari kaum muslim Australia. Di tahun 2006, pemerintah Australia sempat mengadakan festival seni budaya Islam yang melibatkan berbagai etnis agama Islam. John Peneliti senior the Wahid Institute Rumadi, dalam kunjungan delegasi Islam Australia ke Indonesia Mei lalu, berpandangan tahun ini terdapat kemajuan positif. Salah satu indikatornya jumlah tindakan intoleransi dan pelanggaran-pelanggaran atas hak-hak beragama baik yang dilakukan negara maupun non negara.[4] Pada Maret lalu, pemerintah Australia telah merencakan untuk membentuk lembaga Muslim baru yang akan membantu kaum Muslim untuk ikut serta dalam aktivitas perkumpulan dan kemasyarakatan seperti warga lain pada umumnya. [5]
Penutup
Banyaknya kaum-kaum minoritas yang menetap di Australia memang mampu melatih masyarakatnya hidup damai dalam keberagaman, namun di sisi juga berpotensi menciptakan peluang yang lebih besar bagi kemunculan masalah seperti diskriminasi, pengucilan, bahkan kekekerasan terhadap kaum minoritas tersebut, jika pemerintah tidak mampu mengelola keberagaman yang ada dengan jalan keluar yang sesuai. Dalam kasus kaum minoritas Muslim, pemerintah harus bekerja esktra keras guna mencari penyelesaian yang bisa sesuai kaum muslim maupun masyarakat Australia pada umumnya. Pemerintah di satu sisi harus mengatasi segala bentuk diskriminasi, pengucilan, serta stigma negatif terhadap kaum muslim oleh masyarakat, dan di sisi lain juga menghadapi karakter kaum muslim Australia yang bersifat komunal. Hal ini akan semakin berat dengan keberadaan media Australia yang seringkali memberikan pemberitaan bias, parsial dan berpotensi menimbulkan opini publik yang negatif mengenai umat muslim secara keseluruhan di Australia ketika membahas isu terorisme.(22678)
[1] Jock Collins, 2005. Etnic Minorities and Crime in Australia: Moral Panic or Meaningful Policy Responses.
[2] Nuryanti, Sri. Hubungan Sosial Minoritas-Mayoritas Masyarakat di Australia- Tataran Masyarakat, diunduh melalui http://www.omi.wa.gov.au/publications/seminar/ethnic_minorities_and_Crime.pdf pada pukul 2.06 PM 23 November 2010.
[3] Muslim Australia lebih bercorak Etnis Agama, diunduh melalui http://www.wahidinstitute.org/Berita/Detail/?id=124/hl=id/Muslim_Australia_Lebih_Bercorak_Etnis-Agama pada pukul 3.32 23 November 2010.
[4] Muslim Australia lebih bercorak Etnis Agama, diunduh melalui http://www.wahidinstitute.org/Berita/Detail/?id=124/hl=id/Muslim_Australia_Lebih_Bercorak_Etnis-Agama pada pukul 3.32 23 November 2010.
[5] Berita diunduh melalui http://suprichusnul.multiply.com/journal/item/1206 pada 4.31 pm 23 November 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar