Rabu, 24 November 2010

Kelompok Kepentingan

Isu Kontemporer: Kelompok Kepentingan

Right to Life Australia (RLTA): Di antara Kelebihan dan Kekurangan dalam Memperjuangkan Pencabutan Undang-Undang Aborsi Victoria Tahun 2008

This is time to speak our interest, the interest to uphold
 the most basic human right: life

Menurut Eugene J. Kolb dalam bukunya A Framework for Political Analysis, yang dimaksud dengan kelompok kepentingan adalah sekumpulan individu yang terorganisir secara formal maupun informal dan bekerjasama untuk melindungi atau mempromosikan suatu tujuan yang sama.[1] Istilah kelompok kepentingan dan kelompok penekan sering disinonimkan walaupun sebenarnya aktivitas yang mereka lakukan cukup berbeda. Aktivitas kelompok penekan lebih intensif dalam mempengaruhi kebijakan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.[2] Dalam pembahasan kali ini, penulis tetap menggunakan istilah kelompok kepentingan untuk menggambarkan organisasi yang ada di Australia karena organisasi tersebut awalnya memang berusaha mempromosikan tujuan yang sama.
Jumlah kelompok kepentingan di Australia sangatlah banyak. Kelompok-kelompok tersebut aktif baik di tingkat nasional, negara bagian, maupun lokal dan dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok yang mewakili suatu golongan kepentingan tertentu (sectional) serta kelompok-kelompok yang memperjuangkan isu-isu tertentu (promotional).[3] Masalah yang diperjuangkan kelompok kepentingan semakin beragam mengingat kompleksnya isu-isu yang berkembang di Austalia. Salah satu kelompok kepentingan yang aktif memperjuangkan isu hak hidup manusia adalah Right to Life Australia (RLTA). RLTA memperjuangankan penolakan terhadap kebijakan aborsi, euthanasia, pembunuhan bayi, dan penelitian embryonic stem cell.
Right to Life Australia merupakan organisasi nonprofit, independen, dan mencakup level nasional. Pada tahun 1973 Right to Life Victoria didirikan di Melbourne, kemudian bulan September 2001 Right to Life Victoria melakukan merger dengan Right to Life Australia menjadi The Right to Life Australia Inc. Saat ini RLTA giat melakukan kampanye menentang Undang-Undang Aborsi Victoria yang disahkan tahun 2008. Pada 9 Oktober 2010, RLTA mengadakan pawai besar di Treasury Garden, Melbourne.
Dalam memperjuangkan kepentingannya, RLTA menggunakan metode secara langsung dan tidak langsung sesuai dengan kemampuan masyarakat yang pro pada RLTA. Secara langsung, staf profesional RLTA melakukan lobi-lobi kepada pemerintah agar menjadikan pro-life sebagai isu penting dan menekan pemerintahan yang berkuasa untuk menciptakan undang-undang pro-life. RLTA juga berkampanye menentang anggota legislatif yang mendukung Undang-Undang Aborsi serta mempengaruhi masyarakat agar tidak memilih mereka lagi. Secara tidak langsung, RLTA memberikan informasi kepada masyarakat melalui leaflet dan literatur. RLTA juga secara rutin merilis kegiatan-kegiatan mereka ke media, sehingga masyarakat Austalia dapat mengakses perkembangan organisasi tersebut secara transparan.[4]
Sebagai sebuah kelompok kepentingan yang tergolong besar, RLTA memiliki berbagai kemampuan yang dapat dimanfaatkan dengan baik guna mencapai kepentingannya. Beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas RLTA antara lain adalah bentuk organisasi, keanggotaan dan staf profesional, serta sumber pendanaan.[5] Organisasi RTLA dapat dikatakan terstruktur rapi dengan visi dan misi yang jelas. Sebagai sebuah organisasi tingkat nasional, otoritas RTLA tidak diragukan lagi. Keanggotaan RLTA juga sangat luas. Selain anggota tetap ditingkat nasional dan negara bagian, RLTA memberikan kesempatan kepada para voluntir untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. RLTA juga memiliki staf profesional, terutama untuk memberi pelayanan konseling dan melakukan lobi pemerintah. Dana yang digunakan untuk kegiatan RLTA berasal dari iuran wajib anggota tetap, donatur, serta kegiatan fund raising. Dengan sumber dana tersebut, RLTA mampu menyediakan Pregnancy Counselling Australia (PCA) yang bertugas memberikan konseling mengenai aborsi dan pascaaborsi.
Mengenai isu Undang-Undang Aborsi Victoria 2008, sebenarnya RLTA mampu melakukan upaya lebih besar guna mencabut undang-undang tersebut karena RLTA mempunyai beberapa faktor pendukung. Hanya saja RLTA mengalami hambatan pada bidang keterwakilan. Pada tahun 2008, lebih banyak anggota legislatif yang berasal dari Australian Labor Party (ALP) yang menyetujui undang-undang tersebut. Untuk benar-benar dapat mewujudkan tujuannya, RLTA harus mampu meningkatkan kualitas lobi pemerintah karena hingga saat ini ALP masih berkuasa di bawah pemerintahan Julia Gillard. (23394)

Referensi:
Haryanto. Sistem Politik: Suatu Pengatar. Yogyakarta: Liberty. 1982.
Mayer, Henry. Australian Politics: A Reader edisi II, Melbourne: F.W. Cheshire. 1969.
Hamid, Zulkifli. Sistem Politik Australia. Bandung:  PT. Remaja Rosda Karya, 1999.
Jaensch, Dean. An Introduction to Australian Politics edisi II. Melbourne:  Longman Cheshire. 1988.
Right to life Australia, 2010, http://www.righttolife.com.au/index.htm, 22 November 2010.



[1]Haryanto, Sistem Politik: Suatu Pengatar, Liberty, Yogyakarta, 1982, hal. 73.
[2]H. Mayer, Australian Politics: A Reader, edisi II, F.W. Cheshire, Melbourne, 1969, hal. 187.
[3]Z. Hamid, Sistem Politik Australia, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1999,  hal. 299.
[4]Right to Life Australia, Campaigns, 2010, http://www.righttolife.com.au/campaigns.htm, 22 November 2010.
[5]D. Jaensch, An Introduction to Australian Politics, Longman Cheshire, Australia, 1988, hal. 149.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar